Focus Group Discussion Pengembangan Kopi dan Kakao Berbasis Desa antara Puslitkoka dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia

Komoditas kopi dan kakao saat ini menjadi komoditas yang paling banyak diusahakan oleh perkebunan rakyat. Sebagai penggerak ekonomi kerakyatan, komoditas ini juga tidak terlepas dari keterlibatan peran masyarakat pedesaan. Namun demikian, ekosistem kopi dan kakao di desa masih perlu dioptimalkan.


Pada tanggal 3 Maret 2021, Puslitkoka, Kementerian Pedesaan, Forum BumDes Indonesia, Gamal Institute, Koperasi Desa, dan Pelaku UMKM untuk melaksanakan Focus Group Discussion bertajuk “Pengembangan Kopi dan Kakao Berbasis Desa”. Luaran dari kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan model bisnis yang sesuai untuk pengembangan kopi dan kakao baik dari hulu dan hilir yang berbasis desa. Puslitkoka diwakili oleh Dr. Agung Wahyu Susilo selaku Kepala, Kementerian Pedesaan diwakili oleh Samsul Widodo selaku Dirjen PDT, dan Forum BUMDes Indonesia diwakili oleh Yani Setiadi.

Puslitkoka menyiapkan dukungan teknologi kopi dan kakao serta pendampingan tim ahli untuk percepatan pengembangan kopi dan kakao. Kerjasama Puslitkoka dan BUMDes di Bogor menjadi salah satu percontohan yang telah sukses dalam pengembangan kopi dan kakao. Yani Setiadi menuturkan, “BUMDes dapat berperan selaku konsolidator bagi pelaku agribisnis kakao ke Buyer”. BUMDes juga dapat mengambil peran melalui kerjasama penyediaan bibit, (teknologi), pupuk, peralatan, dan sebagainya. BUMDes saat ini telah menjadi badan hukum yang setara dengan PT dan Koperasi. Masyarakat desa baik melalui kolaborasi UMKM dan koperasi selaku penggerak sektor kopi dan kakao di Desa. Dengan adanya FGD ini diharapkan dapat Mendorong Perkebunan Kopoi dan Kakao dengan keterlibatan BUMDes.