- September 10, 2021
- Posted by: ICCRI
- Category: Diseminasi Teknologi

KOPI KOMASTI, Primadona Baru Bahan Tanam Kopi Arabika
Oleh: Ari Wibowo
Ngopi sudah menjadi tren gaya hidup anak-anak muda jaman sekarang untuk sekedar bercengkerama dengan teman sejawat atau melakukan pembicaraan santai dengan rekan kerja. Tingkat konsumsi kopi di Indonesia pun mengalami kenaikan sekitar 7,7% per tahun dalam kurun waktu 2015 – 2019. Saat ini, Indonesia masih menempati urutan keempat sebagai produsen kopi dengan proporsi 6,10% dari total produksi kopi dunia dibawah Brasil, Vietnam, dan Kolombia (USDA, 2021)[1]. Melihat peluang pasar kopi yang masih besar maka peningkatan produksi kopi perlu dilakukan.
Kopi Arabika mempunyai nilai ekonomi tinggi dan mendominasi pasaran kopi dunia sehingga peluang ekspor masih sangat terbuka. Bahan tanam unggul merupakan faktor penting dalam peningkatan produksi kopi. Komasti merupakan varietas bahan tanam unggul baru kopi Arabika yang telah dilepas oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia pada tahun 2013. Varietas ini mempunyai potensi hasil mencapai ±2,1 ton greenbean per hektar dengan populasi 2.000 tanaman, tentu dengan perawatan yang intensif.
Pak Badi, seorang petani kopi Arabika di lereng Gunung Wilis – Jawa Timur menyebutkan bahwa varietas Komasti mempunyai buah besar dan cepat berbuah. Anggota kelompok tani Sumber Makmur 2 ini menuturkan bahwa pada tahun kedua, kopi Komasti sudah belajar berbuah dan di tahun ketiga, panen buah sudah mencapai ±1 ton gelondong per 2.000 tanaman. Produksi buah kopi akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya umur tanaman. Kelompok tani ini mendapatkan bibit Komasti dari bantuan Dinas Pertanian Tulungagung, Jawa Timur. Petani kopi lain yang berada di Desa Sumberbening, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur juga mengungkapkan hal yang sama. Kopi Arabika Komasti mempunyai keunggulan cepat berbuah, buah besar dan padat serta bercitarasa excellent, bahkan hasil kopi Komasti dari desa Sumberbening sempat dinobatkan sebagai juara 1 kopi bercitarasa terbaik se-Kabupaten Trenggalek dengan nama “Kopi Sengungklung” dalam acara GEBYAR KOPI tahun 2020. Produktivitas yang tinggi (±1,8 ton biji/ha) serta tahan terhadap penyakit karat daun merupakan faktor terpenting yang menjadi acuan petani memilih kopi Komasti sebagai varietas unggul yang ditanam.
Saat ini, kopi Komasti sudah mulai tersebar di beberapa wilayah Indonesia, bahkan di Sumatera Utara sudah terdapat beberapa demoplot kopi Komasti yang ditanam oleh kelompok-kelompok tani di daerah tersebut. Hadirnya varietas kopi Komasti membawa angin segar bagi petani kopi Arabika Indonesia. Upaya untuk meningkatkan hasil kopi tentu bukan menjadi perkara yang sulit lagi. Ditambah lagi, pemerintah pusat maupun daerah terus mendukung program perluasan pertanaman dan produksi kopi nasional. Puslitkoka selalu hadir dalam menunjang peningkatan produksi kopi Indonesia dengan mengeluarkan bahan tanam unggul. Mari gunakan varietas unggul bersertifikat demi peningkatan pendapatan petani.




Foto: Dokumentasi Dr. Retno Hulupi
[1] United Stated Department of Agriculture (USDA), 2021