- Agustus 3, 2021
- Posted by: Rizky Wiradinata
- Category: Diseminasi Teknologi
1. Sekilas tentang panen kopi
Kualitas panen buah kopi menjadi salah satu faktor penentu mutu dan citarasa seduhan kopi. Mutu dan citarasa kopi yang baik diawali dari pemetikan buah kopi yang masak. Buah kopi menjadi masak dalam kurun waktu 9 – 12 bulan tergantung pada jenisnya. Kopi arabika masak dalam waktu 9 – 10 bulan, robusta 10 – 11 bulan dan liberika 11 – 12 bulan. Di Indonesia pada umumnya musim panen buah kopi terjadi pada bulan April atau Mei sampai dengan September atau Oktober. Mutu kopi asalan Indonesia masih tergolong rendah karena banyak mengandung biji kopi cacat karena proses pemetikan buah kopi seperti biji kopi hitam, biji kopi mentah, biji kopi pecah,dan lain sebagainya. Perbaikan mutu selama masa pemanenan dapat dilakukan dengan melakukan pemetikan selektif buah kopi.
2. Pemetikan Kopi
Terdapat dua metode pemetikan kopi, yaitu petik selektif (selectively pick) dan petik racutan (strip pick). Petik selektif yaitu proses pemanenan buah kopi yang telah merah, metode ini dikenal juga dengan petik merah. Sedangkan petik racutan dilakukan pada perkebunan yang menggunakan mesin dalam proses pemetikannya atau pada akhir musim panen untuk memutus siklus hama dan penyakit tanaman kopi. Keuntungan petik merah adalah mutu buah tang terpetik hanya yang bagus, sehingga biji kering bermutu baik. Petik merah memiliki tantangan tersendiri antara lain harus mengejar kematangan yang tepat buah kopi. Buah kopi tidak akan dibiarkan terlewat masak dan yang belum masak tidak akan dipetik. Petim merak memerlukan banyak tenaga kerja karena setiap tenaga kerja harus benar-benar memilih buah kopi yang masak pada setiap pohon, sehingga kapasitas kerja pemetikan buah kopi maksimum adalah adalah 100 kg buah kopi/ hari.
3. Kondisi buah kopi saat dipetik
Walaupun panen selektif atau petik merah menghasilkan mutu dan citarasa seduhan kopi yang terbaik (bila diolah dengan pengolahan yang tepat) serta menjanjikan harga jual yang lebih baik, kenyataan dilapangan sangat sulit untuk melakukan panen selektif atau petik merah. Oleh karena itu, sebelum menentukan metode pemetikan kopi sangat penting untuk mempertimbangkan calon pembeli yang mau membayar untuk mutu biji yang dihasilkan dan adanya perubahan mutu fisik dan citarasa selama pemanenan berlangsung. Secara lebih spesifik mutu buah kopi yang dihasilkan pada setiap proses pemetikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tingkat Kemasakan Buah Kopi | Keterangan |
Buah masih muda | Warna buah masih hijauAcidity dan body kopi seduhannya lemahCacat citarasa : grassy, bitternes sangat tinggi dan astringency sangat tinggiTidak boleh dipetik |
Buah kuning | Warna buah sebagian besar masih hijau – kekuninganWarna biji kopi keabu-abuan sampai hijau pucatAroma, Flavour, Acidity dan body kopi seduhannya lemahCacat citarasa : grassy, bitternes tinggi dan astringency tinggiSebaiknya tidak dipetik |
Buah merah kekuningan | Buah sebagian besar berwarna merah (walaupun masih ada yang berwarna kekuningan) Fisik buah berwarna kuning – kemerahanAroma dan citarasa baik, bright acidity, heavy body, bitterness sedang dan astringent sedangCacat citarasa : –Sebaiknya dipetik |
Buah merah penuh | Warna buah merah penuhFisik buah merah segarAcidity dan body kopi seduhannya lemahAroma dan citarasa baik, bright acidity, heavy body, bitterness sedang dan astringent sedangCacat citarasa : –Harus dipetik |
Buah kelewat masak | Warna buah hitam, sebagian sudah kering dipohonFisik buah : hitam tidak segar (bahkan sampai mengering)Aroma, flavour, acidity, body, sedang Cacat citarasa : earthy, moldy, stinkHarus segera dipetik |